Rabu, 25 Januari 2012
Renungan: Kasih Sayang Seorang Ibu
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"
Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.
Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?"
Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam
kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang maasa
hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia
Maafkan anakmu ini ibu…
Love u always…
Mukjizat Berdzikir Bagi Otak Manusia
Otak adalah sekumpulan aktifitas bio-elektrik yang melibatkaktifkan an saraf yang di pertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang membuat dia berfungsi dengan sempurna.
Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Oleh karena itu, apabila seseorang berdzikir dengan mengulang-ngulang kalimat-kalimat Allah seperti subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Apabila dzikir tersebut dilakukan berulang kali, aktifitas saraf ini menjadi bartambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut aktif. Dengan begitu otak menjadi aktif secara keseluruhan.
Otak mulai memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeda dan semakin kreatif dan kritis. Sedang sebelum berdzkir otak tidak begini. Otak yang cerdas secara langsung ikut mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.
Hasil kajian yang dimuat dalam majalah Amerika, Scientifik American, keluaran Desember 1993 yang dilakukan oleh universitas Whasington dan ujian ini dilakukan melalui PET yang mengukur kadar aktifitas otak manusia secara tidak sadar dalam kajian ini, para sukarelawan diberikan suatu kata benda. Mereka dikehendaki membaca setiap kata benda tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan itu dengan kata kerja. Apabila para sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bagian otak memamerkan peningkatan aktifitas saraf. Termasuk di bagian depan otak dan korteks. Menarinya, apabila para sukarelawan ini mengulangi perkataan yang sama berulang-ulang, aktifitas saraf otak merebak pada kawasan lain dan akhirnya mengaktifkan kawasan otak secara keseluruhan.
Apabila perkataan baru diberikan kepada mereka, aktifitas otak kembali meningkat dikawasan pertama. Hal ini membuktikan decara saintis bahwa perkataan yang dilakukan berulang-ulang seperti berdzikir, terbukti meningkatkan kecerdasan otak dan menambah kemampuannya.
Oleh karena itu, ketika saintis barat baru menemui mukjizat ini, kita umat muslim telah lama mengamalkan dan menerima manfaatnya. Masihkah kita memandang enteng berdzikir dan mengabaikannya?
Falsafah 5 Jari dalam Kehidupan Sosial Manusia
Pernah gak kepikir, kenapa jari-jari kita ini bentuknya berbeda-beda? Serta kalau di perhatikan secara terpisah, bentuk serta fungsinya berbeda-beda.
1. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5. Ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).
Pernah suatu hari saat kecil saya bertengkar dengan adik saya. Dengan menunjukan jari telunjuk ke muka adik saya dan berkata “kamu monyet” dan saya di tegur oleh papa saya bahwa hal tersebut tidak boleh di lakukan. Beliau mengatakan “tidakkah kamu ketahui 1 jari telunjuk di hadapkan kepada adikmu dan 1 jari itu mengatakan adikmu “monyet”, tapi lihat kemana 4 jari lainnya mengarah?”
Jadi, saat kita mengacungkan 1 jari telunjuk kepada orang lain dengan memaki. Maka secara tidak langsung kita 4x lipat memaki diri kita sendiri.
Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh.
Agama dan Keluarga Yang Sehat, Suami dan Isteri Saling Menyempurnakan
Tidak diragukan lagi bahwa semua orang yang hidup berumah tangga tengah mencari sebuah teladan yang akan mengantarkan mereka pada kebahagiaan dan keluarga ideal. Akan tetapi, apa saja ciri dan kriteria sebuah keluarga ideal?
Pertanyaan ini akan terjawab lewat sebuah perumpamaan.
Musim semi memiliki keunikan khusus, pada musim semi akan tampak berbagai warna dan panorama alam, pepohonan, tumbuh-tumbuhan, dan berbagai macam jenis bunga. Begitu juga kehidupan ideal sarat dengan keberagaman dan warna. Pekerjaan, refresing, waktu senggang, belajar, olah raga, dan berkomunikasi dengan Allah Swt adalah ciri-ciri sebuah kehidupan yang penuh warna. Semua hal ini menempati posisi masing-masing dan sangat bernilai.
Keceriaan dan kesegaran musim semi mengajarkan kita bahwa hidup mesti dijalani dengan ceria dan riang. Suami-isteri harus menjadi unsur keceriaan dan ketenangan batin satu sama lain. Keindahan lain musim semi adalah keseimbangan suhu udara. Udara segar dan hembusan angin surga yang menyegarkan jiwa. Suami-isteri dengan terinspirasi oleh keteduhan musim semi, membangun hubungan bersama yang produktif dan jauh dari segala bentuk sikap berlebihan dan keteledoran. Hubungan mereka tidak berlebihan hingga tercipta ketergantungan yang kelewat batas, juga tidak dingin dan kasar yang berakibat sirnanya benih-benih cinta dan kasih sayang yang tersemai dalam hati mereka.
Musim semi juga memiliki poin pendidikan lain untuk sebuah kehidupan ideal. Sebagaimana alam, setelah melalui satu fase layu dan kering, mereka kembali hijau dan segar bersama musim semi juga mengalami perubahan. Batang tumbuhan dan pepohonan yang kering dan layu diterpa musim dingin. Musim semi datang melahirkan tunas-tunas kehidupan bagi mereka. Perubahan di alam membawa pesan bagi manusia sebagai makhluk termulia mesti berkompetisi dalam perubahan ini sekalipun dengan alam.
Anggota sebuah keluarga adalah sebagai manusia-manusia potensial untuk berkembang dan berubah. Mereka selalu berpikir untuk berkembang dan berubah ke arah positif. Akan tetapi, dalam perubahan ini perlu diperhatikan kondisi dan syarat yang mendominasi sebuah keluarga. Memperhatikan perubahan-perubahan positif akan mengarahkan suasana keluarga dari keterpurukan ke arah perkembangan dan kesempurnaan.
Shafi seorang psikolog keluarga mengatakan, "Keluarga ideal adalah sebuah keluarga yang dibangun atas dasar aturan-aturan logis dan sah, interaksi dan pergaulan dalam keluarga tersebut didasari pada prinsip cinta dan kasih sayang. Dalam keluarga ideal, terdapat hubungan yang bertujuan, keluarga ditata dengan metode rasional dan manusiawi. Idealisme dalam keluarga berdampak pada menguatnya ketahanan dalam menghadapi berbagai masalah dan kemelut. Dalam keluarga ideal, terlihat adanya kepuasan, kenyamanan,ketenteraman, dan potensi untuk berkembang dan sempurna tersedia bagi semua anggota keluarga."
Berbicara mengenai perkembangan dan kesempurnaan. Di sini, kami akan memaparkan kepada Anda kriteria-kriteria keluarga ideal. Dalam keluarga ideal, suami-isteri memiliki pandangan yang saling menyempurnakan. Dalam pandangan ini, suami-isteri sama-sama menyandang kemuliaan insani. Keduanya siap untuk berkembang, juga merasa senang dengan perkembangan pasangannya. Pandangan demikian, akan menjadikan ruang lingkup kehidupan sebagai ajang menelurkan hal-hal baru, dan akan menyelamatkan keluarga dari kesirnaan dan keterpurukan perlahan.
Dalam keluarga ideal dan tertata, suami-isteri tidak akan merampas peluang untuk berubah dari yang lainnya. Kendatipun mereka melihat adanya kekurangan pada pasangannya, tapi ia tetap bernilai di mata pasangannya, bahkan sebisa mungkin pasangannya berusaha untuk menghilangkan kekurangan tersebut. Reaksi membangun semacam ini berasal dari rasa saling cinta kedunya sebagaimana yang telah dipaparkan panjang lebar pada kajian sebelumnya.
Oleh karena itu, rasa saling menghormati dan menghargai akan membuka peluang untuk perkembangan dan kemajuan pasangannya. Ajaran Islam sangat menekankan sikap menghormati dan menghargai yang lain dalam interaksi sosial, terlebih dalam lingkungan keluarga. Islam menekankan agar suami-isteri menjaga sikap saling menghormati sebagaimana pakaian bagi keduanya. Salah satu penafsiran tamsil ini, sebagaimana pakaian menutup aib dan cacat, suami-isteri juga harus menjadi penutup satu sama lain. Akan tetapi, jika suami-isteri saling membuka aib dan kekurangannya, atau saling berbangga dengan kelebihan masing-masing, maka lingkungan keluarga menjadi tidak harmonis dan hubungan mereka kaku.
Perhatikan contoh berikut:
Beberapa waktu lalu, seorang ibu rumah tangga pendengar radio dalam sebuah suratnya memaparkan problema keluarganya dan meminta bimbingan. Dalam suratnya, ia menulis, "Saya menikah dengan seorang mahasiswa semester empat jurusan kedokteran. Pada saat itu, saya juga seorang mahasiswi semester kedua. Akan tetapi karena satu dan lain hal antara lain tanggungjawab sebagai ibu rumah tangga, penentangan dari pihak suami, dan demi ketenangan sang suami, saya tidak meneruskan kuliah.
Beberapa tahun, saya menjalani kehidupan yang serba susah dan kecukupan sebagai mahasiswa bersamanya, dengan harapan suatu hari dia menyelesaikan kuliahnya dan menjadi seorang dokter. Akan tetapi sangat disayangkan, saat dia telah mendapatkan gelar dokternya, sikapnya terhadap saya mulai berubah dan akhirnya ia berkata bahwa kita tidak saling mengerti dan memahami dan kamu (saya) tidak memiliki kelayakan untuk mendampingi seorang dokter. Sekarang, saya merasa sebagai orang yang dirugikan dan hasil dari semua beban hidup tidak lebih dari penyesalan dan keputusasaan".
Dr. Syarafi seorang psikolog keluarga dalam menganalisa kasus ini mengatakan, "Tentu saja Anda semua melihat atau mendengar bahwa sebagian pria dan wanita dengan mengesampingkan semua cita-cita dan keinginan pribadinya, secara tulus bekerja keras dan rela berkorban demi kemajuan pasangannya. Manusia-manusia seperti ini ibarat sayap bagi pasangannya atau ibarat tempat peluncuran bagi pasangan hidupnya. Oleh karena itu, kewajiban moral manusia berkesimpulan bahwa terhadap orang-orang yang telah mengorbankan kehidupannya demi kemajuan pasangannya, harus diberi ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Jika pria dan wanita, berkat bantuan dan dorongan pasangannya telah menyelesaikan pendidikan dan telah sampai pada kemajuan, ada baiknya ia melihat ke belakang. Ia akan menyaksikan naungan kasih sayang seorang pasangan yang rela kerkorban hadir dalam seluruh fase kehidupan bersama. Dalam hal ini, dengan membangkitkan jiwa rasa syukur terhadap diri sendiri, kehidupan akan terasa manis dan hangat, juga berdampak hangat bagi pasangannya."
Dr. Syarafi dalam menganalisa problema ini menambahkan, "Jika ibu ini, disamping tanggungjawab sebagai ibu rumah tangga, juga berpikir untuk kemajuan dirinya, dengan belajar di luar lingkungan akademis, ia bisa menambah pengetahuan dan kemampuan intelektualnya. Ia dapat memperlihatkan semua potensi internalnya dalam di lingkungan keluarga, hingga ia tidak harus lalai seperti ini".
Oleh karena itu, dalam keluarga ideal selalu terbuka peluang untuk kemajuan dan perkembangan semua anggota keluarga, antara lain untuk suami-isteri.
Senin, 16 Januari 2012
Umi Kultsum Musiclopedia
Inilah ikon penyanyi arab terkenal yang sangat melekat pada dirinya.Kualitas vokalnya sangat mengagumkan.Kultsum memiliki jangkauan vokal contralto.Hal ini diketahui bahwa ia memiliki kemampuan untuk bernyanyi serendah oktaf kedua, serta kemampuan bernyanyi setinggi antara ketujuh dan kedelapan di puncak oktaf vokal nya,namun ia juga dengan mudah bisa menyanyi selama rentang melebihi dua oktaf di dekat akhir karirnya. Kemampuannya untuk memproduksi sekitar 14.000 getaran per detik dengan pita suara , Kekuatan tak tertandingi vokal nya (tidak ada mikrofon komersial digunakan untuk menyanyi bisa menahan kekuatannya, memaksanya untuk berdiri pada 1 - untuk radius 3-meter dari satu , dan suaranya melampaui konvensi dibilang membuatnya menjadi satu suara paling tak tertandingi di dunia. Kemampuannya dan kemampuan untuk menyanyi setiap skala Arab tunggal membuat satu nya hanya lima perempuan dalam sejarah dunia Arab untuk dapat melakukan hal ini, bersama dengan Asmahan, Fairouz, Sabah, dan Thekra an.
Masa Keemasan Umi Kultsum sekitar tahun 1940-1950-an
Lagu-lagunya juga banyak di nikmati dan di minati para pecinta lagu arab di indonesia, diantaranya :
1. Ala El Balad ( Ala Baladi By Nasidaria )
2. Ifroh Ya Qalbi ( Ifroh Ya Albi By Nasidaria )
3. Ya Laila El ‘eid ( Ya lailatil ied By Nasidaria )
4. Isal Ruhak ( Is’al Ruhak By Nasidaria )
5. Al-athlal ( Al-atlal atau lebih tenarnya Sukaro By Nasidaria )
6. Ghanili Shway Shway
7. Ana Fi Entazaraak ( Ana Fintidlorok By Nasidaria )
8. Jannit Naimi ( Jannit Naimi By Nasidaria )
9. Ila ‘Arofatillah ( Ila ‘Arofatillah By Nasidaria )
10. Thola’al Badru ( Thola’al Badru By Nasidaria )
11. Lughot El Zouhur ( Lughotuzzuhur By Nasidaia )
12. Machtar Yanas ( Mahtar yanas By Nasidaria )
Dan masih banyak lagi koleksinya.....
Fairuz Musiclopedia
Nouhad Haddad atau yang lebih populer dengan nama FAIRUZ,salah satu penyanyi terbaik arab yang dimiliki oleh lebanon.Ada kurang lebih 1500 lagu yang ia lantunkan, namun hanya sekitar 800-an lagu yang dirilis dipasaran.Banyak mendapatkan penghargaan di Festival arab ataupun international.Lagunya juga banyak menginspirasi para pencipta lagu arab/qosidah di indonesia, baik dinyanyikan kembali dengan syair aslinya ataupun kreasi sendiri.
Berkut beberapa lagunya yang hits yang sering dinyanyikan oleh group qosidah/gambus di indonesia :
1. Bahibbak Ya Libnan ( Merdeka Membangun By Nasidaria )
2. Binti Salbiyah ( Karena Rupiah By Sahara Timur )
3. Ana Indi Hanin ( Jangan Main Cerai By Nasidaria )
4. Ya Mukhtaril Makhatir (Jika Ingin Hidup Bahagia By Sahara Timur )
5. Min ‘Izzi Noum ( Anak Yang Kembali By Nasidaria )
6. Asamina ( Sebuah Nama & Pedoman By Nasidaria )
7. Sa’Lu Linnas ( Awas Api By Halimah Khudhori )
8. Ya Qalbi La Tat’ib Qalbak ( Ya Albi By Nasidaria )
9. Ya Roisil Baladi ( Ya Roisil Baladi By Nasidaria )
10. Ya Mirsalil Marosil ( Shollalloh ‘Ala Yasin By Nasidaria )
11. Jaib Ly Salam ( Jaibili Salam By Nasidaria )
12. Rojain Ya Hawa ( Rojain By Nasidaria / Sahara Timur )
13. Nassam ‘Alainal hawa ( Hiasan Diri By Nidaria )
Dan masih banyak lagi......
Minggu, 15 Januari 2012
Selasa, 03 Januari 2012
Gambus Oud Mesir
Musik Mesir mulai mencatat pertumbuhan yang penting dalam sejarah pada tahun 1910-an, sejak masa itu, komposer seperti Sayed Darwish berhasil menggabungkan bentuk musik barat ke dalam kreativitas mereka. Musik Mesir telah menjadi bagian integral dari budaya Mesir sejak zaman kuno. Musik rakyat Mesir, termasuk ritual tradisional zikir sufi, adalah genre musik yang lebih kental dalam musik kontemporer Mesir kuno, karena berhasil mempertahankan banyak irama dan instrument yang khas. Kelak, setelah masuk di era Nasser, musik pop Mesir telah menjadi semakin penting dalam budaya Mesir, terutama di kalangan penduduk muda Mesir. Musik rakyat Mesir terus dimainkan selama pernikahan dan acara-acara tradisional lainnya. Beberapa bintang musik terbesar di Timur Tengah dimiliki bangsa Mesir. Kultsum, misalnya, penyanyi yang populer dan dianggap sebagai artis rekaman paling sukses dalam sejarah musik Mesir. Sebagian besar penyanyi perempuan, termasuk Kultsum, merupakan bagian dari Mesir dan tradisi klasik musik Arab.
Kasidah, Ya Nasida Ria...
TEMBANG kasidah itu berkumandang di sebuah taman di Recklinghausen, Jerman. Pelantunnya sembilan perempuan berbusana muslim, berkulit sawo matang. Ratusan orang yang hadir tekun menyimak. Ada yang sambil berdiri, menenggak bir, atau sekadar duduk di rerumputan. Sejumlah bocah bergerombol di depan panggung, beberapa asyik bergoyang-goyang.
Meski barangkali asing dengan genre musik yang dimainkan, bule-bule itu terlihat apresiatif. Begitu tembang usai, mereka memberikan tepuk tangan panjang. Inilah suasana yang tergambar dalam video dokumentasi Nasida Ria saat tampil dalam Festival Heimatklange ‘96 Sinbad Travels di Jerman pada 1996. Video ini menjadi bukti betapa musik kelompok kasidah modern asal Semarang tersebut sanggup menembus sekat-sekat budaya, ideologi, bahkan agama.
Padahal, saat kali pertama dibentuk oleh HM Zain pada 1975, Nasida Ria punya segmentasi khusus. Mereka hanya menyanyikan tembang-tembang keislaman yang kental dengan nuansa padang pasir dan bersyair Arab.
”Pak Zain sengaja membentuk Nasida Ria sebagai sarana dakwah Islam. Dan saat itu, referensi lagu-lagu dakwah yang ada hanya dari Timur-Tengah,” ujar H Choliq Zain, General Manager Nasida Ria, yang juga putra kedua HM Zain.
Ya, HM Zain memang berobsesi melakukan dakwah Islam melalui musik. Sebelum Nasida Ria, ia pernah membentuk grup kasidah Assabab dengan personel campuran, laki-laki dan perempuan. Namun popularitasnya surut bersamaan dengan meninggalnya sang vokalis yang menjadi ikon Assabab, Juwariyah MA.
Nasida Ria yang kemudian dibentuk, seluruhnya beranggotakan perempuan. Mereka murid-murid pilihan HM Zain. Perlu diketahui bahwa Zain sesungguhnya adalah guru qiraah. Selain mengajar berkeliling, ia menampung remaja-remaja berbakat dari berbagai daerah di rumahnya, Kampung Kauman Mustaram.
”Nah, personel Nasida Ria diambil dari anak-anak yang belajar ngaji di rumah itu. Jadi mereka sebenarnya para qiraah,” ungkap Choliq.
Awalnya, Nasida Ria hanya menggunakan alat musik rebana. Namun karena seluruh personelnya perempuan dan punya kemampun vokal yang baik, grup ini cepat terkenal. Mereka pun banyak mendapat tanggapan.
Wali Kota Semarang saat itu, H Iman Soeparto Tjakrajoeda yang terkesan oleh penampilan Nasida Ria berkenan menyumbang alat musik organ. Ia juga memfasilitasi mereka belajar musik. Sejak itu, penampilan Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain jadi lebih tertata dan modern. Terlebih setelah mereka melengkapi diri dengan alat musik bas gitar, biola, dan gitar melodi.
Pada 1978, Nasida Ria meluncurkan album perdana. Album yang direkam oleh Ira Puspita Record itu masih kental beraroma Timur Tengah. Setelah itu menyusul tiga album lain yang sebagian besar juga mengusung lagu-lagu gambus berbahasa Arab.
Berbahasa Indonesia
Suatu ketika, HM Zain beroleh saran dari KH Ahmad Buchori Masruri agar Nasida Ria lebih banyak menyanyikan lagu kasidah berbahasa Indonesia. Ini, kata Buchori, penting agar pesan dakwah yang terdapat dalam lagu bisa lebih tersampaikan kepada masyarakat.
Tak sekadar saran, Buchori yang menggunakan nama samaran Abu Ali Haidar, juga menciptakan tembang-tembang berbahasa Indonesia untuk Nasida Ria. Salah satunya berjudul ”Perdamaian”. Bersama sejumlah tembang lain, lagu ini diluncurkan sebagai album kelima. Benar, respons masyarakat terhadap album ini luar biasa besar. Lagu ”Perdamaian” sangat populer, dan nama Nasida Ria pun mulai dikenal di seluruh Indonesia.
Sukses Perdamaian berlanjut ke album-album berikutnya. Lagu-lagu hit mereka seperti ”Pengantin Baru”, ”Tahun 2000”, ”Jilbab Putih”, ”Anakku”, dan ”Kota Santri”, digemari, tak hanya oleh masyarakat pedesaan, namun juga yang tinggal di kota-kota besar. Orkes kasidah modern ini mulai sering tampil di televisi. Jadwal pentas keliling pun semakin padat.
”Hampir seluruh wilayah di Indonesia sudah kami datangi. Bahkan kami juga pernah manggung di Hongkong, Malaysia, dan Jerman,” tutur Rien Jamain, personel Nasida Ria.
Selain personel yang seluruhnya perempuan, daya tarik Nasida Ria terletak pada konsep musik yang diusung, yakni kasidah modern. Kasidah jenis ini mendobrak kecenderungan musik kasidah yang kental dengan nuansa Timur Tengah. Bisa dibilang, Nasida Ria-lah pelopor kasidah modern di Indonesia.
Dengan konsep itu, lagu-lagu Nasida Ria cenderung lebih adaptif dan meng-Indonesia. Dari sisi musik, anasir padang pasir memang masih terasa. Itu karena para pencipta lagu Nasida Ria, mulai dari HM Zain, Ahmad Buchori Masruri, H Fadholi Ambar, Hadziq Zain, Mustaqin Ranis, Mutohar Asaad, Ismail Massech, Hasan Basri, hingga Asmyn Cayder, acap memodifikasi irama lagu gambus dari Arab dan Mesir. Namun penggunaan alat musik Barat, seperti gitar elektrik, biola, dan organ, menjadikan lagu-lagu itu punya ciri spesifik.
Warna lokal kasidah Nasida Ria semakin terasa dari penggunaan syair berbahasa Indonesia dan pilihan tema lagu yang lebih cair. Lagu-lagu kelompok ini tak lagi bertemakan dakwah dalam pengertian sempit. Mereka membicarakan soal pers (Ratu Dunia), ketimpangan hukum (Keadilan), bahaya perang (Perdamaian, Bom Nuklir), perjudian (Rayuan Judi), kerusakan alam (Lingkungan Hidup), hingga bencana (Tragedi Tsunami).
”Sebenarnya ini kan dahwah juga. Kalau dirunut, akarnya ada di Quran dan Hadist,” kata Buchori, yang mantan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah.
Nasida Ria orkes yang amat produktif. Mereka banyak menelorkan album dan giat berpentas. Sejak kali pertama berdiri hingga saat ini, Mudrikah Zain dan kawan-kawan telah membawakan lebih dari 350 lagu. Lagu-lagu itu terbagi dalam 35-an album.
Personel Baru
Bongkar pasang personel mewarnai perjalanan Nasida Ria. Mereka yang mengundurkan diri atau meninggal diganti personel baru, antara lain Hamidah, Nurjanah, Nadhiroh, Afuah, Nurhayati, Siti Ronah, Sofiyatun, dan Titi Thowiyah.
Masa keemasan Nasida Ria berlangsung hingga tahun 1990-an. Selama itu mereka nyaris tak punya saingan. Saking dominannya kelompok ini, sampai-sampai masyarakat acap mengidentifikasikan musik kasidah dengan Nasida Ria. Memasuki tahun 2000, pamor Nasida Ria meredup. Meski demikian mereka masih terus menelorkan album dan melakukan pentas keliling. Album terakhir, Cahaya Ilmu, diproduksi tahun 2009.
Sejumlah penghargaan melengkapi cerita sukses Nasida Ria. Pada 1989, mereka meraih penghargaan Pengemban Budaya Islam dari PWI Pusat Jakarta, Tahun 1992 menerima Penghargaan Seni dari PWI Jawa Tengah, dan pada 2004 beroleh Anugrah Keteladanan 2004 dari PPP Jawa Tengah. Penghargaan dalam bentuk lain adalah dibawakannya lagu mereka oleh penyanyi terkenal, yakni ”Perdamaian” oleh grup band Gigi dan ”Kota Santri” oleh pasangan Anang-Kris Dayanti.
Kini, di tengah ingar-bingar industri musik Indonesia, nama Nasida Ria sayup-sayup terdengar. Mereka masih ada dan mengada di panggung-panggung hiburan yang tak terlampau gebyar.
Informasi dari berbagai sumber
Gambus
Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja. Di TVRI dan RRI, orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir.
Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan. Alat musiknya terdiri dari biola, gendang, tabla dan seruling. Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak diundang di pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya bisa doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech Albar, bapaknya Ahmad Albar, dan yang terkenal orkes gambus El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.
Disarikan dari berbagai sumber
Sejarah Musik Gambus & Melayu Indonesia
Sejarah Musik Gambus & Melayu Indonesia
Sejak kapan perhelatan perkawinan dimeriahkan hiburan? Paling sedikit di Batavia sejak menjelang akhir abad ke-18, begitulah laporan seorang pelancong Jawa bernama Sastrodarmo yang berkunjung ke Batavia pada zaman itu. Jenis hiburan pun dilaporkannya antara lain gambus dengan lagu-lagu Arab.
Gambus adalah musik yang dibawa peranakan Arab dari Hadramaut (Yaman). Perantau Arab ini menurut C.C. Berg memang ramai sekali berdatangan ke Hindia Belanda pada abad ke-18 dan menunjukkan eskalasi pada abad ke-19 .
Tentu saja sulit bagi kita untuk melacak grup gambus yang populer pada abad-abad tersebut. Catatan yang dapat dipertanggungjawabkan berasal dari era menjelang dan sesudah PD II. Berikut ini rangkuman percakapan KSK dengan seorang penyanyi lagu Melayu yang terkenal dengan lagunya Ya Mustafa yaitu Munif Bahaswan yang berlangsung di Jakarta.
Extra Melayu
Market gambus bukan hanya kalangan peranakan Arab, tetapi orang-orang non Arab pun banyak yang menyukai gambus. Mempertimbangkan selera market, menurut Munif, orkes gambus sering membawakan extra lagu Melayu, atau extra Melayu. Market di kalangan non Arab makin meluas, akhirnya pada tahun 1950 awak grup-grup gambus yang ada seperti Al Wardah, yang pada awalnya dipimpin Umar Hamada kemudian Muchtar Lutfi, mendirikan Orkes Melayu Moderen Sinar Medan di bawah pimpinan Umar Fauzi Aseran. Disebut orkes Melayu moderen karena menggunakan alat tiup (brass) seperti klarinet, saxophone, dan trompet. Kemudian hari disebut Orkes Melayu saja, yang sering disingkat OM.
Trend ini diikuti oleh awak gambus Al-Wathon pimpinan Hassan Alaydrus yang mendirikan OM Kenangan pimpinan Hussein Aidit. Sementara itu awak orkes gambus Surabaya Al Afan pimpinan A. Kadir, menurut Munif, mendirikan OM Sinar Kemala pimpinan A. Kadir juga. Menurut Munif, mantan Mendikbud Fuad Hassan pernah bermain biola untuk orkes gambus Al Afan. Dalam percakapan dengan penulis, Hassan Alaydrus juga memberikan kesaksian yang sama bahwa Fuad Hassan pernah bermain gambus. Namun kepada penulis Fuad Hassan mengatakan bahwa ia tak pernah bermain gambus melainkan ikut orchestra besar, mungkin semacam New York Philarmonic Orchestra.
Abdul Haris, M. Thahar, dan Hussein Bawafi adalah pengarang lagu Melayu generasi pertama. A. Haris terkenal dengan lagu Kudaku Lari. Lagu ini diilhami oleh back sound film Mesir Syaifi wal Qalbi yang dibintangi Abdul Wahab. Wahab adalah bintang film dan penyanyi Mesir yang amat digemari di Indonersia. Penyanyi Mesir perempuan yang nyaris menjadi mitologi "persatuan Arab"adalah Ummi Kalsum.
M. Thahar mengarang lagu Cinta Hampa. Lagu ini mencuat merobek cakrawala musik Melayu berkat suara yang gurih Hasnah Thahar, isteri M. Thahar. Bawafi muncul di zaman itu dengan lagunya Khayalan dan Penyair, tetapi lagunya yang mencuat adalah Seroja.
Lagu-lagu Melayu yang lahir di zaman ini meski pun mengalami up dating dibanding dengan lagu Melayu klasik yang ditulis oleh penggubah-penggubah N.N. (tak dikenal) seperti lagu Seringgit Dua Kupang yang kini didangdutkan menjadi Ayam Jago Jenggernya Merah, tetapi menurut Munif belum mencapai format lagu yang disebut songform. Struktur sebuah lagu yang disebut songform adalah terdiri atas 32 bar dengan bagian yang diulang (refrein) A1 + A2, klimaks (yang malah disebut refrein), dan kembali kepada A1 atau A2, atau malah muncul A3. A3 adalah syair yang bukan pengulangan dari bait-bait sebelum klimaks.
(Munif yang dikenal sebagai penyanyi yang serba bisa, ia pun mahir menyanyikan lagu jazz, dan untuk kurun waktu yang lama ia bersama Rudy Rusadi dan Dudung menjadi vocal-grup kelompok terkenal Los Morenos. Ketika tamat pendidikan dasar di Al-Irsyad, Batavia, Munif beroleh beasiswa dari Irak yang ketika itu dipimnpin oleh Raja Faisal).
Said Effendi nyaris meninju Iskandar
Penulis mengatakan kepada Munif bahwa ia adalah penyanyi Melayu legendaris, Munif mengelak seraya menyebut nama Effendi. Tentu tidak perlu digelar perdebatan, baiklah didengar argumentasi Munif.
Effendi adalah pelopor lagu Melayu dengan format songform, lagu ciptaannya itu dibawakan dengan suara soprano bercengkok. Dan tidak pula ia menempuh karirnya dengan jalan yang mudah. Kepada Munif, Effendi mengungkap riwayat hidupnya.
S. Effendi dilahirkan dengan nama Said Arrasyidi di Bondowoso sekitar tahun 1930. Pada sekitar tahun 1952 pemuda Said merantau ke Jakarta dan melamar di RRI Stodio Jakarta. Namun lelah menunggu lamaran tak kunjung berjawab. Maka Said mendapat pekerjaan, yang bersifat non seni, di Kalimantan. Pada suatu hari yang menerima surat dari familinya di Jakarta bahwa lamarannya bekerja di RRI diterima. Said meluncur ke Jakarta.
Ia kaget bukan kepalang ketika di latihan di studio RRI dengan iringan Orkes Studio Djakarta (OSD) pimpinan Josd Clebert ia disodorkan partitur. Said tidak mengenal not balok. Ia tahu not angka. Sal Salius, seorang penyanyi lagu seriosa, melihat bakat yang luar biasa yang dimiliki Said menjadi sukarelawan mengajarkan Said not balok. Dan Said dalam waktu cepat menguasainya. Ia mulai bernyanyi dan dikenal. Lalu ia melengkapi namanya menjadi Said Effendi. Nama family Arrasyidi tak dipakainya. Bahkan kemudian hari ia lebih suka memakai nama S. Effendi saja. Nama Effendi adalah sangat lazim digunakan dan amat disukai di kalangan masyarakat Mesir, apalagi setelah di bioskop Alhambra, Sawah Besar, diputar berbulan-bulan film Mesir Bul Bul Effendi.
Effendi mengarang lagu pertama berjudul Bachtera Laju. Dengan bersemangat ia memasuki kamar kerja komponis Iskandar, ayah penyanyi Diah Iskandar yang dijuluki Connie Francis Indonesia. Iskandar sedang bermain piano menerima naskah Effendi tanpa menoleh. Setelah menatap naskah itu beberapa menit kemudian naskah itu diremas dan dilemparkan ke keranjang sampah. Darah menggelegak di kepala Effendi. Ia meninggalkan ruangan Iskandar dan menuju kantin RRI dengan niat meninju Iskandar. Sesaat menunggu pikirannya berubah. Malah ia kembali ke ruang Iskandar yangh telah kosong dan memungut naskahnya yang lecek. Dibelainya naskah itu dan ia memasuki ruang komponis Ismail Marzuki.
"Waduh, ini lagu bagus benar, biar saya yang membuat arrangementnya, dan dua hari lagi kita latihan", kata Ismail Marzuki.
Dengan girang Effendi meninggalkan kamar Ismail Marzuki. Dan ia berpapasan dengan Iskandar yang wajahnya terlihat bingung.
"Ëffendi, mana naskah kamu tadi, aku cari-cari di keranjang sampah kok enggak ada"
"Memangnya kenapa?" Tanya Effendi.
"Lagu itu bagus, aku mau buat arrangementnya"
"Oh terlambat, Ismail yang mau membuat arrangementnya. Tapi, tadi 'kan kamu buang ke keranjang sampah naskah itu!"
"Aku 'kan cuma bercanda"
Bachtera Laju meroket sampai ke negara jiran. Setelah itu Effendi menulis puluhan lagu dengan standard songform. Lagunya bagus-bagus semua, apalagi ia yang menyanyikannya. Pada tahun 1980-an Effendi meninggal dunia. Namun namanya tetap dikenang. Dan anehnya, terutama di Malaysia. Seniman Malaysia acapkali mengadakan acara memperingati Effendi.
"Saya Indonesia"
Munif dan M. Mashabi adalah dua penyanyi tersohor yang nyaris muncul bersamaan di sekitar tahun 1955. Munif pandai mencipta lagu. Hingga saat ini ia telah mencipta sebanyak 75 lagu Melayu dan beberapa lagu Arab.
M. Mashabi, atau Mamat. Mashabi adalah nama famili, namanya sendiri Muhammad. Ia lahir dan dibesarkan di Kebon Kacang, Tanah-abang. Ciptaan Mashabi tidak banyak, mungkin tidak sampai 20 buah. Tetapi banyak ciptaannya yang ia nyanyikan sendiri yang tersohor misalnya Ratapan Anak Tiri yang sempat meledak dan menjadi tema film Ratapan Anak Tiri garapan Sandy Suwardi. (M. Mashabi meninggal bunuh diri di rumahnya di Tanah Abang, Jakarta).
Munif pandai berdendang Melayu, tetapi menyanyikan lagu Arab pun jago. Di samping Ya Mustafa yang mencapai hits, lagu Meester Machmud pun meledak. Lagu ciptaan Munif Ya Gazibni banyak disukai khalayak penggemar musik.
(Pada tahun 1965 Munif diundang untuk bernyanyi di Yaman. Ia menyanyikan lagu-lagu Melayu dan Arab dengan iringan gitar yang ia mainkan sendiri. Sambutan publik cukuplah. Dan Munif pun diwawancara Televisi Yaman. Ketika pewawancara menanyakan ia orang mana, dengan tegas Munif berkata bahwa ia orang Indonesia. Pewawancara menukas, bukankah anda menggunakan nama famili Bahaswan, mestinya anda orang Hadramaut, Yaman. Munif menandaskan lagi bahwa dirinya adalah orang Indonesia, masalah nama famili Bahaswan itu adalah soal biologi. Alangkah gusarnya sang pewawancara. Sejak wawancara itu Munif diboikot wartawan Yaman).
Peran kaum peranakan Arab cukup signifikan dalam musik Melayu. Juga di Malaysia. Dua penyanyi Melayu yang tersohor di Malaysia, SM Salim dan Syarifah Aini berdarah Arab. Meski perlu dicatat pada sekitar tahun 1956 muncul OM Bukit Siguntang pimpinan anak Pecenongan A. Chalik. Namun haruslah diakui peran serta peranakan Arab dalam bidang ini. Mereka juga penggubah syair-syair yang indah. Lagu-lagu ciptaan Munif, misalnya Cinta Direkayasa, M. Mashabi Rasa Cinta, Hussein Bawafi Budi, Effendi Khayalan Suci, A. Kadir Keagungan Tuhan, adalah syair lagu dengan cita rasa yang tinggi. Menurut Munif, penggubah lagu seperti Hussein Bawafi sangat mendalami karya sastra Amir Hamzah dan Chairil Anwar.
Bina Ria
Sebuah konkurs bernyanyi lagu-lagu Effendi yang diadakan di Singapura pada sekitar tahun 1967-1968 dimenangkan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Oma Irama. Sebenarnya ia penyanyi lagu-lagu Barat populer. Bukan untuk pertama kali ia menghikuti kongkurs. Sebelumnya juga ia mendapat tempat yang berarti dalam kongkurs lagu Barat populer. Kala itu ia menyanyikan lagu I who have nothing.
Oma Irama, kini Raden Haji Oma Irama atau potong letter Rhoma Irama, bukan lagi sebagai orang yang tak punya apa-apa. Ia berharta berkat musik dangdutnya. Musik Dangdut adalah derifat Musik Melayu Moderen. Rhoma Iramalah pelopornya ketika ia muncul dengan gaya musik yang lain dari yang lain membawakan lagu ciptaannya Bina Ria pada sekitar tahun 1969. Rhoma menciptakan aliran. Kalau musik Melayu Moderen mengandalkan accordeon sebagai lead instrument, Rhoma menggunakan electrik gitar. Dalam perkusi ia memasukkan unsur drum yang berperan menjadikan sebuah lagu menjadi beatles, punya warna irama yang jelas. Tamborin dipertahankannya, namun marakas tak lagi menampil. Alur musik melewati jeram-jeram breaks yang banyak. Pada musik Melayu moderen breaks hanya sekali-sekali saja, dan itu pun sedikit saja lagu yang alur musiknya memakai break.
Rhoma Irama menjadi "mazhab", ia adalah sebuah tonggak dalam perjalanan musik Melayu. Aliran ini ramai pengikutnya hingga kini. Tak banyak lagi yang "mengamalkan" musik Melayu moderen pada tahun 1970 kecuali M. Mashabi. Tetapi kelompok musik Mashabi hanya dapat ruang bermain di tempat yang terlalu bersahaja dengan sound system bertenaga accu. Dan Mashabi pun pergi ke haribaanNya dalam usia 40-an, di tahun 1970-an, pada saat musik Melayu modern yang ikut dirintisnya memudar.
Disarikan dari berbagai sumber
Langganan:
Postingan (Atom)