MARHABAN DI BMQ BLOG ... TERIMAKASIH KUNJUNGANNYA...!!!

Sabtu, 31 Desember 2011

PUISI QOSIDAH CINTA


Rekah malam yang tumbuh masih meruncingkan batinku yang dingin
Memunguti hikmah dari setapak isyarat menuju surau-surau ketabahan
Kau menjelma tangan-tangan gaib yang menutup pintu-pintu keluh kesah
Mengalirkan arus cahaya yang merunduk di reranting keheninganku
Menyimpan ziarah doa-doaku pada garis-garis panjang kepedihan

Lentik jarimu yang mempermainkan senja, masih saja menguji tafakurku
Bertahun melupakanmu dan kau tak henti menyimpan kejernihan hatimu

Lalu aku dzikirkan sunyi pada lembaran langitmu yang maha sepi
Senja menyusun rindu yang menyala dalam rakaat kesendirianku
Hujan masih kau susun dan aroma bismillah merambah akar imanku
Kau uraikan rambut hitammu pada sudut-sudut mata hatiku yang letih
Sebelum akhirnya kesedihan perlahan memudar dalam sujud kesadaranku

Lentik bulu matamu yang memilah musim, masih saja menguji ibadahku
Bertahun meninggalkanmu dan kau tak henti menunggu kejernihan imanku

Puisi Maulid Nabi

Puisi Maulid Nabi

Ya Nabi Ya Rasululloh
Cahaya hati kami, kekasih Alloh

Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya

Ya Nabiyalloh, Ya Habiballoh
Betapa mulia akhlaqmu
Bagai cahaya kemuliaan al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa

Ya Nabiyalloh, Ya Habiballoh
Betapa indah akhlaqmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam

Ya Nabiyalloh, Ya Habiballoh
Betapa suci akhlaqmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami

Ya Nabi Ya Rasululloh
Pujaan hati kami, kekasih Allah

Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya…

Jumat, 30 Desember 2011

Sastra Arab

Sastra Arab

Kata sastra, bahasa Arabnya adalah : "al-Adab"
Sedangkan menurut bahasa Arab, makna kata "al-Adab" dua : yaitu makna secara khusus dan umum.
Makna "al-Adab" secara umum adalah : "Berperilaku dengan akhlak karimah". Seperti jujur, dan amanat. Adapun maknanya secara khusus adalah : "Ucapan yang indah, yang menyentuh (perasaan), dan memberi pengaruh pada jiwa.
Syarat suatu ucapan masuk dalam kategori adab dengan makna khusus ini adalah:
o Lafadh-lafadhnya mudah dan indah.
o Maknanya bagus.
o Memberi pengaruh dalam jiwa.

Macam sastra Arab :

Sastra Arab ada dua macam (bentuk) :

Pertama : "Natsr"

Natsr adalah : "Ucapan Indah yang tidak terdapat wazn (aturan dalam membuat syair) dan Al Qhaafiyah. (Para ulama ahli bahasa berselisih pendapat tentang arti Al Qhaafiyah. Al Khalil dan Abu Amru dan Al jurumi mendefinisikan Al Qhaafiyah : "Dua huruf yang disukun dalam kata akhir suatu bait syair, dan diantara dua huruf yang disukun tersebut terdapat huruf-huruf , disertai dengan harakat pada huruf (yang terletak) sebelum kedua huruf yang disukun tersebut. Sedangkan Al Aqfas berpendapat Al Qhaafiyah adalah : "Kata yang terakhir dari bait syair". Dan definisi yang dikemukakan Aqfas paling mudah, sedangkan definisi yang dikemukakan Al Khalil (dan yang berpendapat sepeti dia) paling benar. Lihat kitab : "al-Kaamil fil arudl wak Qowafi" karangan Muhammad Qonawi)

Termasuk dalam kategori ini : "Khutbah, surat, wasiat, hikmah, perumpamaan, dan kisah.
Kedua : Syair
Syair adalah : "Ucapan yang didalamnya terdapat wazn dan Qhaafiyah.
Seperti ucapan :
"Ta'allam falaisal mar-u yuuladu aaliman"
"Walaisa akhu ilmin kaman huwa jahilu"
"Belajarlah, karena tidaklah seseorang itu dilahirkan dalam keadaan berilmu"
"Dan tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh"
Dan syair dalam bahasa Arab ada bermacam-macam bentuk, ada yang berbentuk mensifati, memuji, celaan, ratapan dan ada juga yang berbentuk ungkapan hikmah.


Pembagian masa sastra Arab
Ahli sejarah dan sastra telah membagi zaman sastra Arab menjadi enam masa :
1. Masa jahiliyah
"Masa sekitar 200 atau 150 tahun sebelum permulaan Islam, dan berakhirnya masa ini dengan datangnya agama Islam".
2. Masa permulaan Islam

Dimulai pada masa munculnya agama Islam (di Mekkah), dan berakhir dengan berakhirnya masa kekhalifahan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatthab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhum) pada tahun 40 hijriyah.
3. Masa Umawiyyah
Dimulai dengan berdirinya Daulah Umawiyah tahun 40 hijriyah, dan berakhir dengan jatuhnya dinasti ini pada tahun 132 hijriyah.
4. Masa Abasiyyah
Dimulai dengan berdirinya Daulah Abasiyah tahun 132 hijriyah, dan berakhir dengan penyerbuan Mongolia ke negeri Baghdhad tahun 656 hijriyah.
5. Masa Pertengahan
Masa ini meliputi dua dinasti, yaitu Dinasti Mamluki dan Ustmani. Dimulai pada tahun 656 Hijriyyah, dan berakhir dengan berakhirnya hukum Utsmani di negeri-negeri Arab pada permulaan abad 13 hijriyah, dan munculnya gerakan-gerakan perbaikan di sejumlah negeri Arab.
6. Masa Modern
Dimulai dengan munculnya gerakan-gerakan perbaikan di sejumlah negeri Arab, dan bersamaan dengan permulaan abad 13 hijriyah (1900 Masehi) hingga saat ini.
Permulaan setiap masa dan berakhirnya sastra Arab ini, tidaklah ditentukan secara detail. Ditentukan hanyalah dari penentuan secara perkiraan. Sejarah ini dibuat untuk mengetahui perubahan yang terjadi

Jumat, 16 Desember 2011

Masihkah Kita Lupa Berdoa?

Kadang kita tidak menyadari, betapa malasnya diri kita untuk selalu meminta pada-Nya. Atau mungkin ada saat-saat tertentu di mana kita tidak merasakan perlunya pertolongan dan perlindungan dari-Nya.

Ada saat-saat tertentu di mana kita merasa ‘aman-aman’ saja dengan sejumlah kenikmatan duniawi yang telah kita rengkuh. Pada saat itu, kita tak lagi peduli akan orang lain, keluarga, dan orang-orang terdekat kita.

Memang sudah tabiat manusia yang hanya akan ingat pada Rabb-nya ketika ia merasakan susah saja. Memang sudah tabiat manusia yang cepat lupa akan perintah-Nya untuk selalu bersyukur dan memanjatkan doa.

Dan ketika musibah atau hal yang tak diinginkan itu datang, barulah kemudian sesal berkepanjangan. Bahkan mungkin mengutuk diri yang lalai akan kewajiban mengingat-Nya, dan mendoakan keselamatan diri serta orang-orang yang dicintai.

Ada seseorang yang Allah memberikan sebuah kelebihan padanya, yaitu setiap kali ia memanjatkan doa, apa yang ia pinta dalam waktu tak lama terkabul. Ia memang selalu mensyukuri kemudahan yang telah Ia berikan tersebut, dan memang ia adalah seseorang yang bisa dikatakan bukan seseorang yang awam dalam hal pengetahuan agama. Tapi sekali lagi, bicara tentang keimanan tak cukup hanya sampai di situ.

Keimanan mendalam adalah sebuah konsistensi ibadah, yang dihayati sepenuh jiwa, berlandaskan sebuah kepahaman yang utuh. Dan melalui ujian-ujian lah seseorang bisa mendapatkan predikat ‘mukmin’. Juga seperti yang Rasulullah sabdakan, bahwa keimanan yang bercokol di tiap hati seorang muslim pasti ada kalanya naik dan turun. Itulah yang akan menguji konsistensi seseorang dan mujahadah-nya dalam menjaga stabilitas iman.

Seseorang ini pun hanyalah seorang hamba yang sama lemahnya dengan manusia-manusia lainnya. Kala ia merasa berada di titik ‘aman’ tersebut, maka ia kerap kali lupa untuk menjaga konsistensinya dalam memanjatkan doa. Padahal, kepada siapa lagi kita bisa meminta? Dan bukankah Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang selalu mendekatkan diri pada-Nya?

Akhirnya, ujian-ujian kecil pun Allah turunkan, seseorang ini mendapatkan sebuah permasalahan yang cukup mengguncangkan hatinya. Dan ketika itulah ia menyadari kekhilafannya untuk mendekatkan diri dan berdoa pada Sang Pemilik Jiwa. Karena sesungguhnya segala nikmat adalah datang dari-Nya, demikian pula hal-hal yang bisa jadi tidak kita sukai yang menimpa diri kita. Karena sesungguhnya keduanya harus selalu kita syukuri, sebab itulah yang akan menjadi alat ujian, apakah kita lolos dan berhasil mendapatkan predikat ‘mukmin’ atau tidak.

Dan seseorang ini pun, seperti yang sudah-sudah, akhirnya kembali merapatkan hatinya untuk bersimpuh pada Allah. Melantunkan kembali doa-doa panjangnya, berharap sesuatu yang sedang menimpanya akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik. Kembali berharap bahwa Allah akan mengabulkan pintanya kali ini, dengan keyakinan bahwa Allah akan selalu mengabulkan doa hamba-Nya yang meminta. Namun akankah keadaan ini berulang sepanjang hidupnya? Bahwa ketika ia kembali dalam posisi ‘aman’ lantas ia melalaikan diri dari Rabb-nya?

Seseorang yang saya contohkan tersebut bisa jadi adalah gambaran diri kita sehari-hari. Mungkin bisa saja kita berkilah bahwa lalai dan lupa adalah memang tabiat manusia, dan kemudian kita memaafkan diri kita yang tak sanggup mengerahkan segenap kekuatan hati kita untuk berteguh dalam beribadah pada-Nya. Atau memang sudah menjadi tabiat diri kita yang menyepelekan sebuah untaian doa, menganggap bahwa ia tak sebanding dengan ibadah lainnya yang (sepertinya) sudah kita lakukan.

Suatu ketika Aisyah ra. mendapati Rasulullah SAW yang mendirikan qiyamullail hingga bengkak-bengkak kedua kakinya. Nurani kita mungkin mengatakan bahwa perbuatan tersebut melampaui kemampuan fisik seorang manusia. Namun seorang Muhammad yang sudah dijanjikan surga serta dihapus segala dosanya saja bisa mengatakan, “Apakah aku tak boleh mewujudkan rasa syukurku pada-Nya?”

Lantas, bagaimanakah dengan diri kita yang tak pernah lepas dari dosa serta masih harus berharap cemas akan tempat kita di surga?

Saya rasa, seseorang yang saya ceritakan di atas patut mensyukuri bahwa Allah masih berkenan untuk ‘mengingatkannya’ dengan memberikan ujian-ujian kecil ketika ia lupa untuk mendekatkan diri pada-Nya.

Bagaimana pula bila Allah tak lagi peduli dan membiarkannya tenggelam dalam kenikmatan dunia, sedangkan tak ada sedikit pun keridhaan Allah padanya? Sungguh, dunia dan segala isinya tak ada artinya dibandingkan menjadi bagian dari orang-orang yang diridhai dan dicintai Allahu Rabb al-‘Alamin.

Kebenaran dari Lisan Nabi Muhammad SAW

Sewaktu Nabi Muhammad SAW hidup,beliau SAW melarang para sahabat menuliskan selain dari wahyu yang datang dari Allah,yaitu ayat suci Al Quran.Alasan karena kebijaksanaan Nabi SAW yang kadang disalahartikan,khususnya para orientalis yang jahil dengan mengira bahwa hadist Nabi tidak otentik karena ditulis setelah satu abad berlalu dari masa hidupnya.

Hikmah larangan Nabi SAW untuk menulis selain Al Quran adalah untuk menghindari adanya penambahan.Sebab semua ayat Al Quran yang turun kepada Nabi SAW dilafalkan atau dibacakan kembali kepada para sahabat.Para sahabat yang kuat ingatannya telah menghafalkannya,tetapi meraka yang kuat hafalannyapun tetap berhati-hati untuk menuliskan firman-firman Allah SWT,supaya tetap terjaga dari ingatan mereka.

Rosul SAW memang melarang sahabat untuk menuliskan hadist,tetapi beliau memberikan pengecualian kepada beberapa sahabat.Karena Rosul SAW tahu betul potensi-potensi saabat dan izin itu diberikan diantaranya kepada Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr.

Abu Hurairah RA mulai menghafal segala sesuatu yang didengarnya dari Nabi SAW,beliau membagi malam menjadi tiga bagian yaitu satu bagian untuk tidur,satu bagian untuk shalat(malam),dan satu bagian lagi untuk menghafal hadist-hadist.Selain ahli menghafal,beliau juga menuliskan hafalannya itu dalam sebuah kumpulan tulisan dengan alasan takut lupa.Beliau selalu membacakan apa yang tela ditulisnya itu dihadapan Nabi SAW untuk memastikan tidak ada kesalahannya.Dengan cara tersebut,karyanya mendapatkan pembenaran dari Nabi SAW.

Sahabat Nabi SAW lain yang mendapatkan izin menuliskan hadist adalah Sahabat Abdullah bin Amr RA.Abu Hurairah berkata,”Tidak ada satupun sahabat yang dapat menyatakan bahwa dirinya telah menghafal hadist sebanyak hadist yang kuhafalkan kecuali Abdullah bin Amr,yang telah menuliskan hadist sejak awal,sementara aku tidak melakukannya sejak awal.”

Jumlah hadist yang dihafal Abu Hurairah adalah 5.374 hadist,sedangkan Abdullah bin Amr sebanyak 5.384 hadist.Abdullah bin Amr mengumpulkan hadist Nabi SAW dalam sebuah kumpulan yang diberi judul Sadiqa.

Bagaimana proses Sayyidina Abdullah bin Amr dalam menuliskan hadist?

Suatu hari beliau bertanya kepada Nabi SAW,apakah dia harus harus menuliskan setiap apa yang didengarnya dari beliau Nabi SAW bagaimanapun keadaannya?

Setelah menjawab dengan nada setuju,Nabi menunjuk pada kedua bibir beliau yang mulia dan berkata bahwa tidak ada suatu kebenaranpun yang tidak keluar dari kedua bibir Rosulullah (HR Bukhari)

5 Penyakit Hati Yang Perlu Diwaspadai

Sikap dan Perbuatan kita didunia ini telah ada norma-norma yang mengatur, baik adat maupun dalam agama, Tidak ada satu orangpun yang sempurna diatas muka bumi ini, bahkan hati orangpun tidak ada yang bersih, oleh sebab itu manusia terbagi dua tipe, yaitu :

tipe pertama adalah manusia yang saluing berlomba-lomba dalam kemaksiatan/hal buruk, dan tipe ke dua adalah manusia yang senantiasa ingin mengejar kebajikan-kebajikan (Hal positif). nah ketahuilah ciri-ciri penyakit hati yang dapat mengotori dan menodai hati:

1. Iri hati
Sifat ini membuat kita selalu merasa tidak senang dengan kesenangan, kebahagiaan, keberuntungan, dan kesuksesan orang lain. Kita pun cenderung berusaha menyaingi orang itu dengan berbagai cara. Bahkan, terkadang kita ingin merusak kesenangan itu. Namun, jika rasa iri lebih kepada ke arah kebaikan, seperti ingin sukses agar dapat menyebarkan ilmu di kemudian hari atau iri untuk menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain, boleh-boleh saja, lho.

2. Provokatif
Sifat ini membuat kita berusaha untuk selalu memengaruhi orang lain melakukan tindakan yang kurang baik. Misalnya, menulari kebencian kita kepada orang lain atau memanas-manasi dengan tujuan menimbulkan permusuhan atau melahirkan kebencian dengan orang itu kepada orang lain.

3. Menebar fitnah
Inilah kegiatan menyebarkan kejelekan orang lain sehingga nama baik orang itu tercemar atau membohongi seseorang agar menimbulkan kebencian.

4. Berburuk sangka
Buruk sangka adalah sifat yang selalu mencurigai atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas.

5. Ingkar janji
Penyakit hati ini berupa sikap tidak bertanggung jawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan orang lain kepada kita. Biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Orang yang sering ingkar janji berisiko tidak disukai orang di sekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan dipercaya lagi untuk mengemban suatu tanggung jawab di kemudian hari.
Dalam ajaran islam sendiri dikenal dengan ciri-ciri orang munafik diantaranya:
1. Jika bicara Ia selalu berbohong
2. Jika Janji selalu di Ingkari/langgar janji
3. Jika dipercaya Ia selalu menghianati
Sampai-sampai nabi Muhammad sendiri mewanti-wanti jangan sampai memiliki ciri-ciri seperti diatas karena tiga hal tersebut yang merusak hati kita

Bagaimana menurut Anda, apakah ada “penyakit-penyakit” hati lain yang patut dihindari supaya hati kita bisa senantiasa bersih?

Kalaulah Bukan Karena Allah Menutup Aib-aib Kita

Pada zaman Nabi Musa `alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa `alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.

Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur `alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”

Setelah itu langit tetap saja terang benderang, matahari pun bersinar makin kemilau. (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).

Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”

Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian.”

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami, karena engkaulah hujan tak kunjung turun.”

Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia, saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud.

Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”

Maka hatinya pun gundah gulana, air matanya pun menetes, menyesali perbuatan maksiatnya, sambil berkata lirih, “Ya Allah, Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun, selama itu pula Engkau menutupi `aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku.”

Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan, semakin lama semakin tebal menghitam, dan akhirnya turunlah hujan.

Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”

Musa berkata, “Ya Allah, Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”

Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka `aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka `aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”

Renungan : Wanita Yang Memesan Tempat di Neraka

Semoga Jadi Renungan bagi kita semua.



Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapimereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.

“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya. Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat. Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk. Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah. Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar, mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana?

Wallahu a’lam

Menit-menit Sangat Berharga dalam Hidup

Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga untuk menghadap dan memohon kepada Allah”

1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, Allah SWT berfirman:

“….Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah.” (QS Adz Dzariyat: 18-19). Rasulullah SAW bersabda: “Rabb (Tuhan) kita turun disetiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya.” (HR Al Bukhari) Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda: “tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR At Tirmidzi dan Ahmad)

2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaah

Rasulullah SAW bersabda: “Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban) Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita,” maka Rasulullah SAW bersabda: “Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzan itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi”. (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)

3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi)

“Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR Muslim)

Dan dalam hadits Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) dibelakang Abu Bakar ra, maka Rasulullah SAW bersabda; “”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al Qur’an ketika ruku’ atau ketika sujud. Adapun didalam ruku’, maka agungkanlah Allah dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua.” (HR Muslim)

4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis sholat Jumat.

Allah berfirman: “dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam hari dan selesai sholat” (QS Qaaf: 40) “Rasulullah SAW ditanya tentang kapan doa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: “Tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat yang diwajibkan.” (HR At Tirmidzi)

5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya.

“Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya.” (HR Muslim)

Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: “…JIka doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan dalam penuh khusyu’ terhadap apa yang diminta dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu:

1. sepertiga akhir dari wakt malam,

2. ketika adzan,

3. waktu antara adzan dan iqamah,

4. setelah sholat-sholat fardhu,

5. ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada hari itu,

6. waktu terakhir setelah Ashar”.

Dari banyak sumber

Hikmah Disyariatkan Khitan

Dari Abu Hurairah -Semoga Allah meridhainya- Rasulullah bersabda:

Artinya: Fithrah manusia itu ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur kumis (HR. Bukhari, 5889).

Makna fitrah pada asalnya adalah tabiat yang semula sudah ada, dan yang dimaksu dengan hadits tersebut di atas adalah, “Jika 5 hal di atas dilakukan maka pelakunya disifati dengan fithrah sebagaimana Allah tetapkan demikian untuk para hambanya, dan juga Allah memotivasi hamba-Nya untuk melakukan, mencintai hal yang demikian, sehingga hamba tersebut memiliki sifat yang paling sempurna lagi mulia. Dalam sejumlah sifat yang lain disebutkan, “Lima hal yang teramsuk sunnah/kebiasaan”.



Dan khitan maknanya adalah memotong, yaitu memotong kulub (kulit yang berlebih yang ada pada dzakar bagian depan. Adapun istihdad, adalah menggunakan alat potong untuk menghilangkan rambut yang ada di atas dan sekitar kemaluan laki-laki. Demikian juga rambut yang ada di sekitar kemaluan perempuan.

Sebuah majalah medis terkenal di Inggris, BMG, pernah menurunkan makalah tentang kanker kelamin dan penyebab-penyebabnya pada tahun 1986. Diantara keterangannya adalah, “Sesungguhnya kanker kelamin sangat kecil sekali terjadi di kalangan yahudi dan negeri-negeri muslim, sebab mereka ini melakukan khitan semenjak usia anak-anak. Dan data statistik medis menunjukkan bahwa kanker kemaluan yang terjadi pada kalangan yahudi tidak terjadi kecuali hanya terhadap 9 penderita saja dalam setahun.”

Proses terjadinya kanker kelamin adalah ketika kemaluan tidak dikhitan, maka kulub yang ada di bagian depan kemaluan tersebut selalu menyisakan air kencing yang keluar. Air kencing tersebut membawa endapan-endapan yang dalam waktu yang lama akan menutupi bagian saluran air kencing sehingga menyebabkan dis-fungsi. Maka dengan dikhitannya kulub ini, kemungkinan mengendapnya sisa-sisa air kencing tidak ada lagi karena selalu dibersihkan setiap kali kencing. Sisa-sisa endapan air kencing inilah yang berdasarkan penelitian merupakan sebab utama terjadinya kanker kelamin.

Majalah “Al-Ma’had Al-Wathaniy lii Al-Sarthan” menurunkan berita tentang hasil penelitian yang menegaskan bahwa kanker kelamin bisa berpindah ketika berhubungan seks. Dan dengan hubungan seks dengan banyak pasangan bebas juga akan menyebabkan terjadinya kanker ini. Dalam dalam laporan buletin sebuah akademi untuk penyakit-penyakit anak-anak disebutkan bahwa sesungguhnya khitan adalah cara yang efektif untuk mencegah terjadinya kanker kelamin.

Sebuah majalah Amerika untuk penyakit anak-anak juga menegaskan bahwa aktivitas-aktivitas agama yang dianut kalangan muslimin (Islam) dan yahudi yang menegaskan mensyari’atkan khitan memiliki dampak yang sangat mendasar dalam memotivasi mereka untuk melaksanakan fithrah ini (khitan)”. Dan dalam shahihain (Bukhari dan Muslim) diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ bahwa Nabi Ibrahim –Alaihis Salam– melakukan khitan ketika ia memasuki usia 80 tahun.

Memperdengarkan Al-Quran Dapat Meningkatkan IQ Balita

Ternyata Al-Qur’an dapat merangsang tingkat inteligensia (IQ) anak, yakni ketika bacaan ayat-ayat Kitab Suci itu diperdengarkan dekat mereka. Dr. Nurhayati dari Malaysia mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an dapat meningkatkan IQ bayi yang baru lahir dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam sekitar tujuh tahun yang lalu. Dikatakannya, bayi yang berusia 48 jam saja akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria dan sikap yang lebih tenang. Penulis pun mempunyai seorang keponakan yang lahir tahun 2002. Entah ada kaitan dengan dengan argumentasi di atas, yang jelas sebelum umurnya satu tahun, ia sering baru bisa tidur bila di sampingnya diperdengarkan suara orang mengaji melalui tape recorder.

Seperti diketahui, dengan mendengarkan musik, detak jantung bayi menjadi teratur. Malah untuk orang dewasa akan menimbulkan rasa cinta. Hanya arahnya tidak tentu. Sedangkan Al-Qur’an, selain itu, sekaligus menimbulkan rasa cinta kepada Tuhan Maha Pencipta. Jadi, bila bacaan Al-Qur’an diperdengarkan kepada bayi, akan merupakan bekal bagi masa depannya sebagai Muslim, dunia maupun akhirat.

Dalam musik terkandung komposisi not balok secara kompleks dan harmonis, yang secara psikologis merupakan jembatan otak kiri dan otak kanan, yang output-nya berupa peningkatan daya tangkap/konsentrasi. Ternyata Al-Qur’an pun demikian, malah lebih baik. Ketika diperdengarkan dengan tepat dan benar, dalam artian sesuai tajwid dan makhraj, Al-Qur’an mampu merangsang syaraf-syaraf otak pada anak.

Ingat, neoron pada otak bayi yang baru lahir itu umumnya bak “disket kosong siap pakai”. Berarti, siap dianyam menjadi jalinan akal melalui masukan berbagai fenomena dari kehidupannya. Pada gilirannya terciptalah sirkuit dengan wawasan tertentu. Istilah populernya apalagi kalau bukan “intelektual”. Sedangkan anyaman tersebut akan sernakin mudah terbentuk pada waktu dini. Neoron yang telah teranyam di antaranya untuk mengatur faktor yang menunjang kehidupan dasar seperti detak jantung dan bernapas. Sementara neoron lain menanti untuk dianyam, sehingga bisa membantu anak menerjemahkan dan bereaksi terhadap dunia luar.

Selama dua tahun pertama anak mengalami ledakan terbesar dalam hal perkembangan otak dan hubungan antar sel (koneksi). Lalu setahun kemudian otak mempunyai lebih dari 300 trilyun koneksi, suatu kondisi yang susah terjadi pada usia dewasa, terlebih usia lanjut. Makanya para pakar perkembangan anak menyebut usia balita sebagai golden age bagi perkembangan inteligensia anak.

Memang bila orangtua tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan jalan membantu dari belakang, maka tetap tidak akan mempengaruhi kemampuan otak anak dalam menganyam neoron, karena kesempatan untuk memperkuat koneksi otak terbuka luas selama masa anak-anak. Tetapi tentu akan semakin baik bila orangtua pun ikut aktif membantu.

Otak telah tumbuh jauh sebelum bayi lahir. la telah mulai bekerja yang hasilnya merupakan benih penginderaan berdasarkan prioritas. Umumnya pendengaran lebih dulu. Jadi, selama masa itu penting sekali untuk selalu menghadirkan lingkungan kondusif dan baik bagi perkembangan otaknya. Hilangnya lingkungan ini hanya akan membuat otak menderita dan menganggur yang gilirannya mempengaruhi tingkat kecerdasannya.

Dalam kaitan upaya meningkatkan pribadi Muslim, seyogyanya bayi sudah diperdengarkan bacaan Al-Qur’an sejak dalam rahim. Jadi, bila ada anjuran kepada ibu-ibu hamil untuk rajin membaca Al-Qur’an menjelang bersalin, itu ada dasar ilmiahnya juga. Makin baik dan benar bacaan itu, termasuk lagunya, makin baik hasilnya. Tujuannya tentu saja bukan mengajak bayi memahami substansi atau makna kandungan ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi memperkuat daya tangkap/konsentrasi otak bayi. Sehingga akan semakin mudahlah ia menghafal ayat-ayat Al-Qur’an beserta terjemahannya ketika sudah memasuki masa belajar.

Dari berbagai sumber

Seberapa besarkah dosa kita? karena hal kecil ini




Buat yg males sholat !

Ada seorang manusia yang bertemu dengan setan di waktu subuh. Entah bagaimana awalnya, akhirnya mereka berdua sepakat mengikat tali persahabatan. Ketika waktu subuh berakhir dan orang itu tidak mengerjakan shalat, maka setan pun sambil tersenyum bergumam, "Orang ini memang boleh menjadi sahabatku..!"

Begitu juga ketika waktu Zuhur orang ini tidak mengerjakan shalat, setan tersenyum lebar sambil membatin, " Rupanya inilah bakal teman sejatiku di akhirat nanti..!"

Ketika waktu ashar hampir habis tetapi temannya itu dilihatnya masih juga asik dengan kegiatannya, setan mulai terdiam......

Kemudian ketika datang waktunya magrib, temannya itu ternyata tidak shalat juga, maka setan nampak mulai gelisah, senyumnya sudah berubah menjadi kecut. Dari wajahnya nampak bahwa ia seolah-olah sedang mengingat-ngingat sesuatu.

Dan akhirnya ketika dilihatnya sahabatnya itu tidak juga mengerjakan shalat Isya, maka setan itu sangat panik. Ia rupanya tidak bisa menahan diri lagi, dihampirinya sahabatnya yang manusia itu sambil berkata dengan penuh ketakutan, "Wahai sobat, aku terpaksa memutuskan persahabatan kita !"

Dengan keheranan manusia ini bertanya, "Kenapa engkau ingkar janji bukankah baru tadi pagi kita berjanji akan menjadi sahabat ?". "Aku takut !", jawab setan dengan suara gemetar. "Nenek moyang ku saja yang dulu hanya sekali membangkang pada perintah-Nya, yaitu ketika menolak disuruh sujud pada "Adam", telah dilaknat-Nya; apalagi engkau yang hari ini saja kusaksikan telah lima kali membangkang untuk bersujud pada-Nya (Sujud pada Allah). Tidak terbayangkan olehku bagaimana besarnya murka Allah kepadamu !", kata setan sambil beredar pergi.

"Sebarkanlah ajaranku walau hanya satu ayat" (Al Hadits)

Disarikan dari banyak sumber

Kamis, 15 Desember 2011

Nasihat Rasulullah SAW untuk Para Istri

1. Menerima dengan ikhlas kepemimpinan suami dan qanaah kepadanya

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (An-Nisa: 34)

“…. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunya kelebihan di atas mereka. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah: 228)

2. Keridhaan suami atas sikap istri adalah pintu surga bagi istri

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad dan selainnya)

“Jika wanita mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya (pada hari Kiamat): ‘Masuklah ke dalam Surga dari pintu manapun yang kamu suka’”. (HR. Ahmad)

3. Mentaati suami, kecuali dalam perkara maksiat

“Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Ahmad)

“Dan para istri yang kalian khawatirkan (kalian ketahui dan yakini) nusyuznya maka hendaklah kalian menasihati mereka, meninggalkan mereka di tempat tidur, dan memukul mereka. Kemudian jika mereka menaati kalian maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.” (An-Nisa`: 34)

“Rasulullah SAW pernah ditanya tentang isteri yang baik. Beliau menjawab: Apabila diperintah, ia selalu taat, apabila dipandang menyenangkan, dan ia selalu menjaga diri dan harta suami (manakala suaminya tidak ada)” (HR. Nasa`i)

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.” (HR. Muslim)

Tidaklah seorang mukmin mengambil manfaat setelah ketakwaan kepada Allah SWT yang lebih baik daripada istri shalihah: jika ia menyuruhnya, ia mentaatinya; jika ia memandangnya, ia menyenangkan hatinya; jika ia bersumpah kepadanya, ia menunaikan sumpahnya; dan jia ia sedang pergi darinya, ia memelihara kesucian diri dan menjaga harta suaminya.” (HR. Ibnu Majah)

4. Membantu suami dalam menegakkan agama dan memelihara kehormatannya
“Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan imannya”. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

“Wanita itu pemimpin di rumah suaminya.” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi)

“Sebaik-baiknya istri kalian ialah yang penuh kasih dan taat terhadap suaminya jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuk-buruk istri kalian ialah yang bersolek dan banyak akal (untuk memperdaya suaminya); mereka adalah munafik, yang tidak akan masuk Surga dari mereka kecuali seperti gagak yang kedua kaki dan paruhnya berwarna merah.” (HR. Abu Nu’aim)

“Wanita manapun yang menanggalkan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah merusak tabir-Nya darinya.” (HR. At-Tirmidzi)

5. Tidak keluar rumah kecuali atas izin suami

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. ….” (Al-Ahzab: 33)

“…..janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak ridha.” (HR. Baihaqi dan Hakim)

“Jika istri salah seorang dari kalian meminta izin untuk pergi ke masjid, maka janganlah menghalanginya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya)

“Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama dari shalatnya di kamarnya, shalatnya di bilik khususnya lebih utama dari shalatnya di rumahnya.” (HR. Abu-Dawud)

6. Tidak berpuasa sunnah kecuali atas izin suami

“Tidak halal bagi wanita melaksanakan puasa, sedangkan suaminya ada di rumah, kecuali dengan seizinnya.” (HR. Al-Bukhari, dan Muslim)

7. Tidak menyakiti suami serta tidak menuntut kepadanya sesuatu yang tidak dibutuhkan dan melebihi kesanggupannya

“Tidaklah seorang wanita menyakiti hati suaminya di dunia, melainkan istrinya yang berasal dari kalangan bidadari berkata: ‘Jangan sakiti dia, semoga Allah membinasakanmu. Ia hanyalah seorang yang lemah yang nyaris meninggalkanmu (untuk pergi) kepada kami’ ” (HR. At-Tirmidzi)

“Ridhalah dengan apa yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia paling kaya.” (HR. Al-Bukhari)

“Allah tidak memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal dia butuh kepadanya.” (HR. An-Nasai)

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka pada suatu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata: ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Tidak boleh mengizinkan seseorang masuk ke rumah suami kecuali dengan izin suami

“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibn Majah)

9. Tidak boleh menginfaqkan sebagian hartanya kecuali atas izin suami

“Seorang istiri tidak boleh menginfakkan sebagian harta suami kecuali dengan izinnya” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hasan)

Disarikan dari berbagai sumber

Kekuatan Maaf Rasulullah SAW

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”

Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”.

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.

Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian sudah ada yang memberinya makan?”.

Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan ingin masuk Islam!” Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu”.

Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada Tuhan selain Allah).” Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”. Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”

Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negrinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”

Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keredhaan Allah Robbul Alamin.”

Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu,
TIADA SEORANGPUN DI MUKA BUMI YANG LEBIH KUCINTAI SELAIN MUHAMMAD RASULULLAH”

Sahabat………..


Apabila ada seseorang yang hendak melukai/menganiaya kita, kebanyakan dari kita adalah bersiap-siap membalasnya, jangankan memberi makan, memaafkannya saja belum tentu, tapi Rasulullah, beliau melepaskan, memaafkan dan malah memberinya minum susu pula, melalui akhlaknya beliau, selamat pula tsumamah dengan masuk Islamnya dia.

Semoga saja kita sanggup meneladaninya, karena kita adalah pengikut ajarannya beliau?

Sejauhmana kita bisa memaafkan kesalahan orang? Seberapa besar kita mencintai sesama? kalau tidak, kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang pernah kita ucapkan sebagai tanda kita pengikut beliau…

Sungguh, beliau adalah contoh yang sempurna sebagai seorang manusia biasa. beliau adalah Nabi terbesar, beliau juga adalah Suami yang sempurna, Bapak yang sempurna, pimpinan yang sempurna, teman dan sahabat yang sempurna, tetangga yang sempurna. maka tidak salah kalau Allah mengatakan bahwa Beliau adalah teladan yang sempurna.

Semoga Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, junjungan dan teladan kita yang oleh Allah telah diciptakan sebagai contoh manusia yang sempurna.

Salam ’alaika ya Rasulullah...

Disarikan dari berbagai sumber

Kemulian Rasa Malu

Oleh: Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al Maidani

Rasa malu merupakan sifat yang mulia, warisan dari para nabi ‘alaihimus salam. Oleh karena itu, Sifat yang agung ini telah diwarisi secara turun temurun oleh orang-orang shalih dari satu umat kepada umat yang lainnya. Dari satu generasi kepada generasi yang berikutnya. Demikianlah, sampai ajaran rasa malu itu diwarisi oleh pendahulu umat ini yaitu para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshary, ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Rasulullah  bersabda:
(إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ).
“Sesungguhnya termasuk yang masih didapatkan oleh manusia dari ucapan kenabian yang pertama adalah apabila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau suka.” (HR. Al-Bukhari)

Rasa malu adalah sifat yang mulia. Rasa malu, seluruhnya adalah kebaikan. Rasulullah merupakan profile yang menjadi panutan dan tauladan dalam perihal rasa malu. Bahkan sampai disebutkan bahwa beliau lebih pemalu dari gadis pingitan yang berada dalam kamarnya. Demikianlah Rasulullah . Lebih daripada itu, para malaikat juga memiliki rasa malu. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits ketika Rasulullah  ditemui oleh ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Waktu itu, Rasulullah  tersingkap bagian pahanya sehingga terbuka. Maka beliau pun bergegas membenahi dirinya tatkala utsman masuk kepadanya. Rasulullah  pun ditanya tentang sikapnya yang demikian, maka beliau menjawab:
أَلاَ أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِي مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ
“Bagaimana aku tidak malu kepada seseorang yang para malaikat pun merasa malu kepadanya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa rasa malu merupakan sifat para malaikat.
Maka sebagaimana dalam hadist Abu Mas’ud Al Anshary diatas, bahwa orang yang tidak punya rasa malu, dia akan terjatuh pada perkara-perkara yang buruk dan jelek, baik secara hukum syar’i maupun dalam tinjaun adat kebiasan manusia.
Pernyataan beliau shallallahu ’alaihi wasallam yang artinya:
“apabila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engakau suka”.
Di kalangan para ulama, ada tiga pengertian dalam memahaminya:
Pengertian yang pertama:
sebagian ulama memahami bahwa maksud perintah di sini “apabila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau suka”, adalah sebagai ancaman. Maksudnya, jika engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau suka, sesungguhnya Allah yang akan membalas perbuatanmu. Hal ini seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Perbuatlah apa yang kalian kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.” (Fushilat: 40)
Maksud ayat ini adalah ancaman. Yakni Allah yang akan melihat dan mengawasi apa yang kalian kerjakan, maka perbuatlah apa yang kalian kehendaki. Niscaya Allah akan menghitung dan membalas perbuatan kalian itu. Maka menurut pendapat ini bahwa makna hadits diatas adalah ancaman. Berarti perintah berbuat sesuka hati bila tidak memiliki rasa malu merupakan ancaman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pengertian yang kedua:
menurut sebagian ulama yang lain bahwa perintah di sini maksudnya adalah untuk pembolehan. Artinya, jika engkau tidak malu kepada Allah dan Rasul-Nya serta manusia, maka lakukanlah apa yang engkau suka tersebut, Karena hal itu menunjukkan akan kebolehannya. Namun jika engkau malu kepada Allah dan Rasul-Nya serta manusia, maka janganlah engkau melakukannya”. Ini adalah pendapat Imam An Nawawi rahimahullah.
Pengertian yang ketiga:
menurut sebagian ulama yang lain bahwa perintah di sini maksudnya adalah pemberitaan. Artinya, pernyataan: ”apabila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau suka”, merupakan pemberitaan bahwa orang yang tidak punya rasa malu akan melakukan segala perkara yang baik maupun buruk. Seperti sabda Rasulullah :
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia mempersiapkan tempat duduknya dalam api neraka.” (HR. Muslim)
Ini bukan perintah yang menunjukkan kewajiban. Tetapi perintah yang bermakna pemberitaan bahwa orang yang berdusta atas nama Rasulullah  berarti dia telah mempersiapkan tempat duduknya dalam api neraka. Demikian pula dalam hadits ini bahwa orang yang tidak punya rasa malu, niscaya dia akan berbuat sesukanya. Barangkali dia akan melakukan perkara yang maksiat, jelek, keji, bahkan bisa jadi kekafiran dan kesyirikan sekalipun, karena dia tidak lagi punya rasa malu.
Al-Khaththabi rahimahullah menerangkan mengapa Rasulullah  memberitakannya dengan kata perintah. Beliau rahimahullah berkata: “Ketika rasa malu itu mencegah dari perbuatan yang jelek, maka orang yang tidak punya rasa malu, seolah-olah dia diperintah oleh tabiatnya untuk berbuat sesukanya. Oleh karena itu, Rasulullah  di sini menggunakan kata perintah dan tidak menggunakan kata yang menunjukkan pemberitaan”.
(lihat Fathul Baari oleh Ibnu Hajar Al ’Asqolaani rahimahullah 3/139)

Rasa malu adalah akhlak yang mulia, akhlak yang dimiliki oleh orang-orang yang baik. Setiap orang yang memiliki rasa malu niscaya akan tercegah dari perkara-perkara yang buruk dan jelek yang dimurka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya serta dibenci oleh manusia.
Rasa malu itu sendiri terbagi dua. Ada rasa malu yang menjadi sifat pembawaan atau tabiat yang merupakan karunia dan pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini diistilahkan dengan rasa malu yang tidak diupayakan. Bisa jadi ada sebagian orang yang meninggalkan perkara-perkara yang buruk dan jelek bukan karena dia paham dan komitmen kepada agamanya. Akan tetapi lebih disebabkan rasa malu untuk melakukannya. Sehingga dia meninggalkannya bukan karena dorongan agama tapi disebabkan faktor rasa malu yang memang Allah ciptakan pada dirinya. Tabiat ini merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dilimpahkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah maha memiliki keutamaan yang besar.
Rasa malu yang kedua adalah rasa malu yang bisa diupayakan. Maksudnya adalah rasa malu yang lahir karena merasa selalu diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu bisa tewujud karena mengenal dzat Allah melalui nama-nama dan sifat-sifat Nya yang Maha mulia dan agung. Dia malu kalau Allah melihatnya berbuat keburukan dan kejelekan. Maka dia berupaya menghindari perkara-perkara yang buruk dan jelek disebabkan rasa malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, walaupun secara tabi’at dan watak, dia bisa dan mungkin biasa melakukan keburukan dan kejelekan tersebut. Ini namanya rasa malu yang diupayakan dan yang dimaksud oleh sabda Rasulullah :
الْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Rasa malu itu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah  – sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma- pernah melewati seseorang dari kalangan anshar yang tengah menasihati saudaranya mengenai rasa malu. Maka Rasulullah  bersbda:
دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Biarkan dia, karena sesungguhnya rasa malu itu termasuk dari keimanan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Rasa malu yang termasuk dari keimanan adalah rasa malu yang diupayakan karena merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apa pun keadaannya, seorang yang punya rasa malu secara tabiat dan kepribadian, memiliki modal dasar untuk menuju rasa malu yang diupayakan karena merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika rasa malu itu dicabut dari seseorang, baik rasa malu secara tabiat dan kepribadian maupun rasa malu yang memang disyari’atkan, maka akan lenyap berbagai kebaikan dari dirinya. Dia akan jatuh pada perbuatan-perbuatan yang buruk dan jelek, baik secara hukum syar’i maupun secara adat kebiasaan manusia.
Namun di sana sesungguhnya ada rasa malu yang tercela. Rasa malu yang tercela –sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Qodhi ‘Iyadh rahimahullah dan yang selainnya- yaitu rasa malu yang menghalangi seseorang untuk menunaikan hak dan kewajiban. Seseorang merasa malu dalam menuntut ilmu sehingga dia mengalami kebodohan dalam agamanya. Seseorang merasa malu untuk beribadah kepada Allah sehingga dia tidak menunaikan kewajibannya terhadap Allah. Seseorang merasa malu untuk menunaikan hak dirinya, hak keluarganya, hak kaum muslimin. Maka semua rasa malu itu adalah rasa malu yang tercela. Karena rasa malu yang seperti ini merupakan kelemahan dan kecerobohan.
(lihat Fathul Baari 3/138)
Sedangkan yang dimaksud dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
الْحَيَاءُ لا يأتي إلا بخَيْرٍ
“Rasa malu itu tidak membawa kecuali kepada kebaikan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
yaitu rasa malu yang membawa kepada keimanan serta tidak melalaikan hak dan kewajiban.
Lalu mengapa rasa malu yang menghalangi seseorang dari kebaikan disebut sebagai rasa malu? Hal itu karena rasa malu ini menyerupai rasa malu yang yang disyari’atkan. Padahal hakekatnya, rasa malu yang menghalangi dari kebaikan adalah tercela di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka orang yang mempunyai rasa malu akan terhalangi dari perkara-perkara yang buruk dan jelek, baik rasa malu yang berlaku secara tabi’at maupun rasa malu yang lahir karena keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika kita mau memperhatikan kondisi dan keadaan manusia secara cermat, niscaya kita akan mendapati realita bahwa berbagai keburukan dan kejelekan terjadi, baik yang berupa kekafiran, kesyirika, kebid’ahan, dan kemaksiatan, baik yang kecil maupun yang besar, dikarenakan mereka telah kekurangan bahkan kehilangan rasa malu yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Jika rasa malu dengan kedua jenisnya telah hilang dari seseorang maka tak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan darinya. Bahkan bisa jadi dirinya telah berubah menjadi syaithan yang terkutuk.
Kita memohon kepada Allah keselamatan dan keampunan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Disarikan dari berbagai sumber.

Senin, 12 Desember 2011

Sejarah Manusia Dalam Tafsir Hijaiyah

SEJARAH MANUSIA

ا alif = menyimbolkan Allah sebagai tuhan yang maha esa
ب ba = Dengan sifat maha pengasih dan maha penyayang, Allah mencitakan alam semesta, dimana hanya Allah SWT yang tidak dihinggapi rasa kantuk dan berdiri sendiri menjadi penopang atasnya.(Qs. Al. Baqarah;255).
Dalam hal ini, huruf tersebut terdiri dari sebuah mangkuk yang melambangkan sebuah alam, dan sebuah titik dibawah sebagai pertanda, , Exsistensi Allah sebagai penyangga. dan yang kita tau sebuah titik dalam besaran vector adalah tetap sebagai titik, entah bagaimanapun diperbesar berapa kali, adalah tetap sebagai titik.
ت ta = setelah itu Allah SWT menciptakan mahkluk secara berpasang-pasangan.
ث tsa = setelah keberadaan mahkluk, maka Allah berbaik hati menuntun umat manusia diatas nya (bismillahirahman arrahim)
ج jim = sebuah sunnatullah yang telah diciptakan sebagai fundament tatanan alam semesta.
ح ha = berlakunya sunnatullah diatas alam semesta
خ kha = sunnatullah yang diberikannya kekuasaan kepada manusia sebagai tuntunan dalam tugasnya sebagai wali Allah SWT di alam semesta.
د dal = bayangan kesempurnaan penciptaan alam semesta terpenuhi dengan adanya mahkluk sebagai ma�mur, hukum alam yang dikenakan kepada setiap ciptaanNya dan terakhir diangkatnya Manusia sebagai amir. (dua mangkuk yang disusun simetris)
ذ dzal = penisbahan dal ke pundak manusia (Qs. Al Ahzab-72
ر ra = sebuah rahmat sebagai manifestasi keberagaman sifat-sifat Allah SWT didalam mengatur ketetapan penyeimbang alam semesta ini. (bentuk mangkuk yang seolah tumpah)
ز za = penisbahan dza ke dalam fitrah manusia sebagaimana peniupan Ruh dikala penciptaan manusia.
س sin = Dengan seperangkat anugrah diatas, manusia mampu menjadi pemakmur bumi, sehingga dari sebuah ب tanpa titik, manusia mampu memperluasnya demi upaya kesejahteraan mahkluk-mahkluk yang lain. (adanya mangkuk baru hasil bikinan manusia dengan domain usahanya)
ش syin = dan pada akhirnya, manifestasi huruf ث sebagaimana amanah Allah SWT kepada manusia tercapai.
ص sha = kemudian perluasan-perluasan dunia yang dibikin oleh manusia itu tunduk. Dalam hal ini alam telah dapat dibikin untuk mencukupi segala kebutuhannya (ada bagian 2 mangkuk yang ditelungkupkan)
ض dla = penisbahan ص ke pundak manusia, amanat manusia sebagai amir
ط tha = dan dalam kondisi kecukupannya/kemakmurannya, Allah SWT turun untuk membimbing manusia dalam bidang yang telah ditundukkannya, sebagai taufiq supaya manusia taqwa kepada Allah SWT.
ظ dha = dengan kecakapannya, manusia mampu menerima bimbingan dari Rabb pencipta alam dengan perantaraan amir.
ع a�in = Setelah pengusahaan perluasan alam kearah horizontal, manusia mulai mencari nilai-nilai vertikal yang melalui cahaya akal budi, manusia mulai mencari tuhan sejati.
غ gha�in = tingkatan manusia dalam mencapai tingkatan perjalanan vertikal dalam mencari tuhannya; makrifat Illah
ف fa = sebuah keridhoan manusia atas segenap upaya manusia pemimpin dalam mengatur
ق qaf = suatu kondisi keridhoan manusia secara bermasyarakat atas system kemasyarakatan yang dibentuknya sendiri.
ك kaf = jadilah alam semesta yang berdiri diatas ketentuan Allah SWT dengan medium manusia didalamnya
ل lam = jadilah alam semesta yang berdiri diatas ketentuan Allah SWT
م mim = wujud faktual (tauladan Nabi Muhammad). Ketundukkan manusia pada Allah. Sehingga jadilah manusia yang berada di �atas� jalan Allah. Allah mencintainya selayaknya pendengarannya adalah pendengaran Allah, pengelihatanya adalah pengelihatan Allah, dan lisan yang dikeluarkan adalah wahyu yang di-ilhamkan.
ن nun = manusia dalam tingkatan rahmatan lil alamin
وwau = permadani ampunan yang �dipersiapkan�Allah kepada manusia.(batas al A�raf bagi manusia kecuali Nabi Muhammad SAW)
هha= Kesempurnaan manusia, sebagai perwujudan Shibghah Allah. (tanda kehidupan seimbang/ moksa:lingkaran)
צ lam alif = alam semesta dan ِِِeksistensi Allah bersatu.
ء hamza�h = manusia mengenakan mahkota khalifatullah, kemuliaan independent manusia. Menjadi Rasulullah/ utusan Allah (tapi bukan nabi karena, Nabi Muhammad adalah Yang terakhir)

ى ya = alam semesta menjadi lebih bermakna dengan huruf hamzah
ي ya = �bersama Allah�, manusia menjadi penopang alam semesta. Dalam menjaga.

7 Manfaat MENANGIS

Siapa bilang menangis tak ada gunanya? Kelamaan menangis memang bisa bikin mata merah dan bengkak. Tapi jangan salah, menangis dan mengeluarkan air mata ternyata bisa jadi obat ajaib yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Apa saja?

Dikutip dari Beliefnet, ini dia 7 keajaiban yang bisa Anda dapatkan setelah menangis dan berair mata.

1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.


2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.

Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.

Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.

Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.

Jadi, tidak apa-apa kalau Anda menangis sesekali.

Kenapa Anak Selalu Bertanya ‘Mengapa’?

Setiap orangtua pasti mendapati anaknya yang selalu bertanya ‘Mengapa’ setiap kali menemukan sesuatu yang baru. Yang terkadang mengharuskan orangtua bersabar dan menjawab dengan bijak. Kenapa anak-anak selalu bertanya ‘Mengapa’?

Kondisi ini adalah salah satu tahapan yang hampir pasti dilalui oleh semua anak-anak, saking seringnya bertanya orangtua terkadang kewalahan atau bahkan emosi sambil berkata ‘Jangan nanya terus’.

Tentu saja hal tersebut bukanlah solusi yang baik karena bisa membuat anak menjadi takut untuk bertanya kembali. Jika anak penasaran, maka tak jarang ia akan mencari jawabannya sendiri sehingga anak bisa saja mendapatkan jawaban yang salah.

Seperti dikutip dari WashingtonPost, Senin (21/6/2010) sebuah tim peneliti dari University of Hawaii dan University of Michigan menemukan penyebab anak-anak lebih suka bertanya ‘Mengapa’ adalah sebagai sarana untuk mendapatkan informasi mengenai dunia ini.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan ketika anak-anak mendapatkan informasi yang jelas atau sesuai dengan keingintahuannya, maka anak akan lebih cepat berhenti bertanya atau menghentikan interogasinya.

Untuk menghentikan ‘siklus mengapa’, maka orangtua harus mencari tahu jawaban seperti apa yang diinginkan atau bisa memuaskan si kecil. Orangtua sebaiknya tidak memarahi atau menjawab sembarangan pertanyaan si kecil.

Jika memang orangtua tidak tahu jawabannya, maka jawablah dengan jujur dan berusaha mencaritahu jawabannya karena suatu saat anak akan bertanya kembali.

Sementara itu Leon Hoffman, MD, direktur dari Pacella Parent Child Center di New York Psychoanalytic Society & Institute menuturkan kemungkinan penyebab anak-anak ini suka bertanya mengapa adalah untuk:

1. Memahami kata-kata.

Anak-anak yang berusia antara 1-2 tahun adalah masanya untuk belajar berbicara, sehingga anak-anak ini seringkali mengulangi pertanyaan atau bertanya mengapa untuk mendapatkan kejelasan dari setiap kata yang didengar atau diucapkannya.

2. Membangun memori.

Terkadang diperlukan waktu beberapa saat bagi anak yang sedang berkembang untuk menyimpan informasi baru di dalam pikirannya. Mendengar orangtua yang dipercayainya memberikan jawaban bisa membantu mendorong anak untuk memahami konsep kata baru.

3. Menemukan kenyamanan.

Sejak balita, anak-anak biasanya menemukan kenyamanan dalam hal pengulangan dan mengajukan pertanyaan yang sama kembali sebagai salah satu cara untuk meminta dukungan emosional.

Dr Hoffman menyarankan agar orangtua meluangkan waktu untuk menjawab sesering mungkin pertanyaan dari anak. Karena anak hanya ingin mencari tahu sesuatu hal yang baru dan masa ini pasti akan berlalu dengan sendirinya.

Mengasuh Anak Bikin Wanita Hidup Lebih Lama Ketimbang Pria

Semarang, Jumlah penduduk wanita di dunia terhitung lebih banyak ketimbang pria. Hal ini salah satunya karena wanita bisa bertahan hidup lebih lama di planet ini. Mengapa demikian?

Alasan utama yang membuat wanita hidup lebih lama adalah kepeduliannya terhadap kesehatan dan anak.

Hal ini berdasarkan pada teori care-giving (pengasuhan), yang menyatakan bahwa orang akan bertahan hidup lebih lama bila dapat mementingkan kesejahteraan dan mengasuh anak-anaknya.

Hampir sama dengan manusia, pejantan dari beberapa jenis primata lain yang terlibat dalam perawatan dan pengasuhan anak memiliki harapan hidup yang sebanding dengan betina, contohnya dalam spesies siamang (sejenis monyet).

Mengapa teori care-giving dapat berisiko pada pada harapan hidup?

Berdasarkan penelitian, pria biasanya lebih nekat dan sembrono ketimbang wanita, sehingga kaum adam cenderung tidak telaten untuk mengasuh dan merawat anak. Perbedaan tersebut dijelaskan karena adanya paparan testosteron pralahir di otak.

“Perbedaan gaya hidup yang berisiko pada gender sangat berpengaruh pada harapan hidup, sedangkan perbedaan biologis seperti tingkat metabolisme, kromosom-Y, testosteron dan estrogen juga berpengaruh tapi tidak terlalu besar,” ujar Dr Will Courtenay, peneliti dan penulis The Journal of Men’s Studies, seperti dilansir dari PsychologyToday, Selasa (17/8/2010).

Hal ini membuat pria lebih suka melakukan tindakan yang berisiko dan ekstrem, sedangkan wanita lebih cenderung menghindari risiko terutama bila sudah memiliki keluarga dan anak.

Tindakan berisiko lebih mungkin membuat pria mengalami kekerasan, kecelakaan atau risiko lain yang membuatnya tak bisa bertahan hidup lebih lama.

Sebenarnya memiliki anak juga dapat berpengaruh pada pria. Terbukti bahwa pria yang menikah dan memiliki anak cenderung menghindari kegiatan yang berisiko ketimbang pria lajang. Pria menikah juga dilaporkan memiliki harapan hidup lebih lama ketimbang p

Cairan Ajaib: Air Susu Ibu

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14)

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.1 Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.

Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan, bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar. 2

Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ.

Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.

Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3. 3

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.4

Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. 5 Kadar Adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung. 6

Fakta tentang "Makanan Paling Segar" [ASI]

Full hygiene may not be established in water or foodstuffs other than mother’s milk.

Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi.

Meskipun disebut sebagai susu, cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas air. Ini adalah ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam bentuk air. Keadaan yang benar-benar bersih dan sehat mungkin tidak bisa dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI. Namun ASI – sedikitnya 90% adalah air – , memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam cara yang paling bersih dan sehat.

ASI dan Kecerdasan

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ. 7

Apakah ASI Dapat Memerangi Kanker?

Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini.8 Kelompok yang berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib.

Awalnya, para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI. Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula, dan menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu.9

Berkah Tanpa Tara Ini Adalah Karunia Allah

Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua tahun. 10 Pengetahuan penting ini, hanya baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan, telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di dalam ayat-Nya: ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233)

Sang ibu bukanlah yang memutuskan untuk membuat ASI, sumber zat makanan terbaik bagi bayi yang lemah yang memerlukan makanan di dalam tubuhnya. Sang ibu bukan pula yang menentukan beragam kadar gizi yang dikandung ASI. Allah Yang Mahakuasa-lah, Yang mengetahui kebutuhan setiap makhluk hidup dan memperlihatkan kasih sayang kepadanya, Yang menciptakan ASI untuk bayi di dalam tubuh sang ibu.


Disarikan dari Harun Yahya

Hati Menemukan Kedamaian dengan Mengingat Allah

Menurut penelitian oleh David B Larson dan timnya dari the American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional Amerika], pembandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok. 1


Ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain.
Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran, dilaporkan bahwa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih besar menderita penyakit usus-lambung daripada mereka yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernapasan 66% lebih tinggi daripada mereka yang beragama.

Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa sebagai "dampak kejiwaan". Ini berarti bahwa keyakinan agama meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik pada kesehatan. Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut diperiksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat daripada pengaruh kejiwaan apa pun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr. Herbert Benson dari Fakultas Kedokteran Harvard telah menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walaupun bukan seorang yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain. Benson menyatakan, dia telah menyimpulkan bahwa tidak ada keimanan yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagaimana keimanan kepada Allah. 2

Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga manusia ini? Kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah dikendalikan untuk percaya kepada Allah. 3

Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima, adalah sebuah rahasia yang dinyatakan dalam Al Qur'an dengan kalimat ini "...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani adalah karena mereka berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Filsafat dan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.

Kedokteran modern sekarang sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata Patrick Glynn: "Penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih dari 24 tahun silam telah menunjukkan bahwa, ... keyakinan agama adalah satu di antara sejumlah kaitan paling serasi dari keseluruhan kesehatan jiwa dan kebahagiaan." 4


1. Patrick Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World (California: Prima Publishing: 1997), 80-81.
2. Herbert Benson, and Mark Stark, Timeless Healing (New York: Simon & Schuster: 1996), 203.
3. Ibid., 193.
4. Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World, 60-61.

Disarikan dari Harun Yahya

Hati Menemukan Kedamaian dengan Mengingat Allah

Menurut penelitian oleh David B Larson dan timnya dari the American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional Amerika], pembandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok. 1


Ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain.
Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran, dilaporkan bahwa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih besar menderita penyakit usus-lambung daripada mereka yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernapasan 66% lebih tinggi daripada mereka yang beragama.

Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa sebagai "dampak kejiwaan". Ini berarti bahwa keyakinan agama meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik pada kesehatan. Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut diperiksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat daripada pengaruh kejiwaan apa pun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr. Herbert Benson dari Fakultas Kedokteran Harvard telah menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walaupun bukan seorang yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain. Benson menyatakan, dia telah menyimpulkan bahwa tidak ada keimanan yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagaimana keimanan kepada Allah. 2

Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga manusia ini? Kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah dikendalikan untuk percaya kepada Allah. 3

Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima, adalah sebuah rahasia yang dinyatakan dalam Al Qur'an dengan kalimat ini "...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani adalah karena mereka berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Filsafat dan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.

Kedokteran modern sekarang sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata Patrick Glynn: "Penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih dari 24 tahun silam telah menunjukkan bahwa, ... keyakinan agama adalah satu di antara sejumlah kaitan paling serasi dari keseluruhan kesehatan jiwa dan kebahagiaan." 4


1. Patrick Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World (California: Prima Publishing: 1997), 80-81.
2. Herbert Benson, and Mark Stark, Timeless Healing (New York: Simon & Schuster: 1996), 203.
3. Ibid., 193.
4. Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World, 60-61.

Disarikan dari Harun Yahya

Minggu, 11 Desember 2011

MARHABAN DI BMQ

Adalah suatu kebahagiaan saya bisa mewujudkan blog yang berisi koleksi qosidah pilihan koleksi pribadi,agar bisa dinikmati bersama-sama,bertujuan untuk mengenang kembali masa-masa populernya qosidah era 80-90an.Semoga yang saya sajikan bisa sedikit mengobati kangen untuk para pecinta qosidah.